Isi Blog

Tuesday, October 28, 2014

Play Time!: Mau Main Game yang Menantang? Cobalah Lari!

Baru-baru ini saya mendapat cobaan, laptop yang sering saya gunakan untuk memainkan game-game original akhirnya tutup usia. Sahabat karib saya itu gugur ketika saya gunakan untuk memainkan "Terraria" (jasa-jasamu akan selalu kukenang, semoga kamu tenang di surga laptop). Sekarang yang tersisa hanya notebook ASUS X201E dan sebuah smartphone Andromax U2. Si X201E memang mumpuni dalam menjalankan tugas seperti mengetik, memutar film, atau lagu, tapi saya nggak tega melihatnya berjalan tertatih-tatih ketika menjalankan koleksi game yang saya punya. Otomatis, partner saya dalam bermain game ori saat ini adalah si manis Andromax U2. Jangan kira permainan di sistem operasi Android kalah dari platform-platform yang lain ya. Keunggulan game-game yang dimainkan di android adalah kemudahan akses dan bisa dimainkan dimana-mana. Salah satu game yang menarik perhatian saya beberapa bulan ini adalah Nike+.

Loh, kok Nike+? Itu kan bukan game, tapi aplikasi olahraga. Jangan salah, mari kita bahas kenapa Nike+ saya kategorikan sebagai game:

  1. Menyenangkan:
    Kok bisa? itu kan cuma aplikasi buat ngukur seberapa jauh kita lari, apa yang menyenangkan? Justru karena alasan itulah aplikasi ini menyenangkan, selama ini mungkin kita kesulitan mengukur seberapa jauh kita lari, lama lari, jumlah kalori yang terbakar, atau seberapa cepat kita lari. Aplikasi ini dapat mengukur semua hal tadi, kita bisa memantau pencapaian kita tiap sesi, ini yang bikin aplikasi ini menyenangkan.
  2. Bisa dimainkan multiplayer: 
    Kita bisa saling nge-add teman-teman kita yang juga memakai aplikasi ini, setelah itu kalian bisa ketemuan, lari bareng buat saling saingan atau saling menyemangati buat mecahin rekor pribadi masing-masing. Bisa kan ternyata aplikasi ini dibuat main multiplayer? Modenya banyak lagi, ada co-op, atau versus, asal jangan deathmatch aja ya, temen kalian yang larinya paling bontot kalian kasih fatality sampe mati, nggak baik itu.
  3. Ada level up-nya lho: Nike+ memberikan level dari total jarak tempuh kalian. Saat mulai meng-install aplikasi ini kalian mulai dengan level kuning, setelah kalian menempuh 50 km pertama kalian berganti warna jadi oranye, 250 km kalian dapat warna hijau, dan seterusnya. Total ada 7 level yang bisa kalian capai.
  4. Ada perkembangan karakternya juga: 
    Ah ngawur nih Shila, ini kan cuma aplikasi lari, eh jangan salah, yang berkembang ya kita sendiri yang make aplikasi ini. Gimana cara menilainya? Gampang, berat badan jadi turun, kita jadi lebih seger, nggak gampang capek, kita bisa lari lebih cepat, lebih jauh, dan lebih lama. Masih mau bilang saya ngawur? ehehehe.
  5. Banyak achievement yang bisa kita dapatkan: 
    Biasanya ini hal yang sering kita pertimbangkan dalam memilih game yang akan kita beli. Nike+ memberikan fasilitas ini juga, banyak piala yang bisa kita dapatkan. Piala-piala tersebut antara lain: lari 3 kali seminggu, aktif lari 6 minggu sebulan, lari 2 kali sehari, lari di hari kemerdekaan (Amerika), dll. Rentetan piala ini yang bisa kita banggakan ke teman-teman kita.
  6. Menantang: 
    Ini game paling menantang yang pernah saya mainkan, apalagi saat pertama-tama memainkannya. Sangat berat untuk memulai lari, tapi begitu lari dan mencapai 1 kilometer pertama, saya ingin terus lari sampai kilometer berikutnya. Sangat menantang aktif berlari 3x dalam seminggu, 4 minggu dalam sebulan. Tapi percayalah, saya mendapatkan kepuasan pribadi karena bisa mengalahkan kemalasan saya. 
Setelah membaca poin-poin yang saya utarakan di atas, sudah sah kan bila saya mengatakan bahwa Nike+ adalah sebuah game? Game yang manfaatnya langsung bsa dirasakan tubuh kita sendiri. Selain Nike+, kalian bisa memainkan game Ingress dari Niantic labs, konsepnya sama dengan Nike+ yaitu memberikan kita alasan untuk keluar rumah dan menggerakkan badan, hanya saja dikemas dengan berbeda. 

Tidak selamanya bermain game membutuhkan konsol atau PC canggih berharga jutaan rupiah, cukup nikmati apa yang kamu punya, dan kamu bisa "bermain" dengan hal-hal tersebut. Tetap semangat teman-teman, sampai jumpa lagi di artikel berikutnya :D

Monday, October 27, 2014

Chat Chit Chut: Ketika Aku bertualang di Stase Psikiatri

Selamat hari Rabu teman-teman semua! Hari ini saya akan membagi pengalaman saya selama koass (ko assisten). Seperti pepatah lama, guru terbaik adalah pengalaman, tapi nggak semuanya harus kamu alami sendiri supaya kamu jadi tahu, belajar lah dari pengalaman orang lain juga.

Bagi saya, stase psikiatri adalah stase "spesial". Kenapa spesial? Karena pasien yang kita hadapi bukan pasien biasa, tapi pasien yang membutuhkan penanganan "khusus". Pasien gangguan jiwa memang memerlukan pendekatan yang khusus, selain teknik anamnesis yang baik, kita harus menjaga gesture supaya tidak menyinggung perasaan mereka, bayangin aja kalo mereka tersinggung, bisa-bisa kamu nggak dapet informasi, kena gampar iya. Untuk menyelesaikan stase psikiatri, kami diwajibkan untuk mencari simptom (gejala) yang ada di salah satu pasien gangguan jiwa, dibuat laporan, kemudian kami menghadap ke supervisor kami masing-masing dengan pasien yang kami periksa untuk diuji. Teknik mencari simptom sudah diajarkan di buku panduan kalian masing-masing, yang nggak diajarkan buku itu adalah cara untuk membawa pasien kalian maju ke supervisor, saya akui, proses ini cukup tricky, apalagi bila kalian memilih pasien yang moody (seriusan sob? Kalian mempersulit diri kalian sendiri kalau begitu). Mudah-mudahan pengalaman saya bisa membantu kalian:

  1. Sebisa mungkin JANGAN pilih pasien yang moody:
    Saya paham bila kalian ingin berlatih menangani pasien yang moody, atau kalian menganggap pasien yang biasa-biasa saja kurang menantang, tapi tolong mengertilah bila kalian menjalani ujian. Prinsip menjalani ujian adalah: mendapatkan nilai sebaik mungkin dengan usaha seminimal mungkin. Jangan korbankan waktu dan tenaga kalian demi memuaskan rasa haus akan adrenalin.
  2. Siapkan pasien kalian sehari sebelumnya: 
    ini yang biasanya dilupakan oleh para koass. Pasien selalu punya jadwal di RSJ, misalnya minum obat pagi, kegiatan terapi kelompok, atau ECT, kalian harus tahu jadwal pasien kalian masing-masing, berikan pesan pada perawat bangsal bila pasien tersebut akan diajak untuk menemui supervisor pada hari berikutnya, sehingga perawat bangsal dapat membantu menyiapkan pasien untuk kalian. 
    Saya punya contoh yang menarik soal ini. Dulu, saat saya akan mengikuti ujian psikiatri, saya sudah menyiapkan pasien sejak 1 minggu sebelumnya, anamnesis sudah saya buat, pendekatan sudah saya lakukan, laporan sudah saya cetak dengan rapi, satu hal yang saya lupa, memberitahukan perawat bangsal 1 hari sebelum ujian. Alhasil pasien tersebut dijadwalkan untuk mengikuti terapi kelompok pas pada hari saya ujian. Parahnya, dia sempat tidak mau saya ajak untuk menemui supervisor saya. Untungnya, malam sebelum ujian saya sudah merasa bahwa hal ini akan terjadi, saya minta petunjuk dari ibu (yang seorang magister ekonomi) bagaimana cara untuk mengajak seorang pasien gangguan jiwa agar mau diajak ke supervisor. Beliau ini walaupun ilmunya jauh berbeda dengan kedokteran, tetapi sangat mengerti mengenai etika pelayanan. Beliau memberi tips dalam mengajak pasien: yakinkan pasien bahwa apa yang akan kita lakukan semata-mata adalah untuk kesembuhan pasien, bila pasien cepat sembuh, pasien dapat cepat pulang; berlakulah sesabar mungkin dengan pasien, jangan menggunakan kekerasan; intonasi harus seramah mungkin, sehingga pasien nyaman dengan kita. Dengan mengikuti tips-tips ini, akhirnya setelah 15 menit, saya berhasil mengajak pasien untuk menemui supervisor. Sebuah pengalaman yang membuat lutut saya bergetar, hehehe.
  3. Pelajari juga supervisor kalian:
    Supervisor punya kesukaan sendiri-sendiri, ada yang suka kalau kalian menulis dengan runtut GAF pasien dari waktu ke waktu, ada yang suka kalian mengerti betul cara pemberian obat-obat psikiatri sampai dengan efek sampingnya, ada yang suka kalian maju dengan laporan singkat padat dan jelas. Nah, untuk mengetahui hal tersebut, konsultasikan hal ini pada teman koass yang baru saja lewat dari stase psikiatri.
Inilah tips-tips yang bisa saya berikan untuk meringankan "beban" kalian di stase psikiatri. Jujur saya nggak terlalu suka dengan ilmu psikiatri karena "abstrak" banget, akhirnya saya asal lewat saja di stase ini, toh saya nggak berencana berhubungan lebih lanjut dengan pasien-pasien psikiatri. Ternyata kasus psikiatri saya temukan waktu bertugas di Puskesmas. Pergunakanlah waktu kalian di stase psikiatri sebanyak mungkin, bukan hanya ilmunya, tapi juga seni dalam menghadapi pasien psikiatri. Semoga pengalaman saya dapat berguna bagi teman-teman semua. Sampai jumpa lagi ya :D

Wednesday, October 8, 2014

Munch Time!: Power Mix Fruit

Hi all, now I want to share about recipe. To eat healtier, we suppose to eat more fruits and vegies, but the matter is, sometimes we get bored just to eat plain vegie or fruit like usual. To fix it, we can make juice, smoothies, or salad, yes, salad, it's very simple to make a bowl of salad, just add your favorite vegie or fruit then apply a dressing, and it's ready to serve. I have y favorite kind of salad with honey dressing instead of thousand island or olive oil. Let's check it out ;D



The Item  

  • 2 tomatoes
  • Cucumber 
  • Papayas
  • Aloe veras
  • Honey
  • Dates

How To Make


  • First, chop the tomatoes and cucumber, put them in your bowl, don't forget to wash the vegie first
  • Apply the honey dressing, 2 tea spoon is enough (for me) you don't want your salad goes too sweet
  • After that, chop the dates (kurma), put them in your bowl
  • Next, add a bag of aloe veras, I love them, if they packed with sugar and water, just take aloe veras.
  • Last, add papayas until your bowl nearly full and stir them.
  • put them on refrigerator for a while wont hurt, serve them when cold.

That's is my favorite salad, it's refreshing, give you energy (from dates and honey) and vitamin. After I count the total calorie for this salad with MyFitnessPall, and it count around 300-354 cal. I call it Power Mix Fruit, wanna try? :D
A bowl of fruit salad is ready to serve