Bagaimana akhir minggu kalian teman-teman? Apakah menyenangkan, ijinkan aku untuk membuat akhir minggu kalian lebih menyenangkan. Kali ini aku akan menceritakan tentang pengalaman pribadi seorang koass menghadapi tekanan spv, sebelumnya, mari kita buka kisah ini dengan sebuah meme ilustrasi:
Traitor Brain |
Meme tersebut sepertinya sudah cukup untuk merangkum akhir mingguku. Akhir minggu tidak selalu menyenangkan bung, terutama untuk orang-orang tertentu seperti koass, terkadang kami menjalani ujian di akhir minggu. Pada kasusku, aku dan salah satu temanku diminta mempresentasikan 1 kasus, kasus tentang cedera medulla spinalis. Bagi teman-teman yang tidak akrab dengan istilah medis, medulla spinalis adalah apa yang disebut sinetron-sinetron alay sebagai sumsum tulang belakang, sekalian koreksi ya, medulla spinalis sebetulnya juga bukan sumsum, karena sumsum tulang berfungsi untuk membentuk sel darah, sementara medulla spinalis adalah sebuah kumpulan "kabel" saraf.
Sebagai catatan, ujian kali ini berlangsung di bagian bedah saraf RSDK Semarang, di mana pertanyaan yang dilontarkan oleh supervisor (spv) sebetulnya adalah hal-hal dasar, tetapi cara mereka bertanya itu yang spesial :D, mereka bertanya dengan nada tinggi, hal ini membuat koass yang sebelumnya sudah terintimidasi dengan cerita-cerita temannya, menjadi tambah tegang setelah mendengar pertanyaan spv. Hal ini menjadikan koass yang tidak mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh menjadi semakin sulit mengeluarkan apa yang telah mereka pelajari selama ini :D
Hal inilah yang terjadi padaku, pertanyaannya sih simpel, yaitu "apakah di medulla spinalis segmen lumbal V masih ada komponen motorik?" aku beritahu ya, pertanyaan yang diajukan tadi kira-kira kelas kesulitannya seperti ini "apakah 1+1=2?" jawabannya gampang dan sudah pasti "ya" tapi entah bagaimana aku terintimidasi dan menjawab "tidak". Kejadian konyol ini nggak cuma terjadi sekali, setelah itu kembali muncul berbagai pertanyaan dengan jawaban menyedihkan ala koass panik yang bila dituliskan di sini akan membuat para pmbaca bertanya "sebenarnya si koass udah lulus S1 belum sih?" :D. Percayalah, aku tidak biasanya seperti ini.
JARAS MOTORIK
Untuk menebus dosa-dosaku pada hari Sabtu kemarin, aku merasa butuh untuk menulis tentang jaras motorik
Mungkin artikel kali ini memang lebih ditujukan kepada para teman sejawat calon dokter umum, tapi nggak ada salahnya juga buat teman-teman bukan orang medis untuk ikut membaca. Jaras motorik disebut jaras corticospinal karena perjalanannya adalah dari otak menuju ke medulla spinalis. Pusat jaras ini adalah gyrus precentral, kenapa disebut gyrus precentral? karena letak gyrusnya ventral dari sulcus precentral. Gyrus adalah bagian otak yang berisi badan sel, warnanya abu-abu, makanya disebut dengan substansia grisea (abu-abu). Nah badan sel ini mempunyai tangan yang bentuknya memanjang ke medulla spinalis, namanya axon.
Kumpulan axon ini disebut substansia alba (putih), karena bila dilihat dengan mata telanjang berwarna putih. Kembali ke perjalanan jaras corticospinal, dari gyrus precentral, axon turun sebagai capsula interna sampai ke level mesenchepalon, di sini jaras corticospinal turun sebagai pedunculus cerebri, dan di daerah pons mereka menduduki pes pontis, yaitu bagian ventral dari pons, lalu turun ke daerah medulla oblongata sebagai piramis di ventral medulla oblongata, nah diperbatasan antara medulla oblongata dan medulla spinalis, jaras coticospinal menyilang, bila sebelumnya mereka berada di hemisfer kanan, maka sekarang mereka berjalan di sisi kiri, begitu pula sebaliknya, tempat penyilangan ini disebut decussatio pyramidalis. Jaras ini akan terus turun ke medulla spinalis segmen yang sesuai untuk bersinaps di cornu anterior medulla spinalis yang sesuai. Karena itu sudah jelas, sistem motorik selalu berada di daerah ventral dan bagian dorsal adalah milik serabut sensorik.
Jaras Motorik (Jaras Corticospinal) |
Nah, seperti itulah penjelasan praktis mengenai jaras corticospinal, pengetahuan dasar ini sangat penting untuk memahami lesi Upper Motor Neuron (UMN) dan Lower Motor Neuron (LMN), lain kali aku akan membahas mengenai lesi UMN dan LMN, tapi sementara cukup segini dulu, aku kan juga ingin menikmati hari libur :D
Akhir kata, semoga artikel kali ini berguna bagi para pembaca, terutama para teman sejawat, dan bagi guru-guru saya, para supervisor yang telah saya kecewakan dengan jawaban bodoh saya Sabtu kemarin, bila dokter membaca, saya minta maaf dok, saya kurang persiapan, bukan salah dokter mengajar saya, tapi salah sayalah yang kurang persiapan.
Sangat membantu kak, awalnya pusing banget ttg jaras motorik... mksh kak
ReplyDeleteSangat sangat membantuu. Thx so much kak
ReplyDelete