Beberapa tahun yang lalu, dalam salah satu artikel, saya mengatakan bahwa akan membahas mengenai lesi UMN (Upper Motor Neuron) dan LMN (Lower Motor Neuron). Setelah cukup mengumpulkan niat dan sumber daya, akhirnya saya memutuskan untuk menulis mengenai hal itu lagi. Lebih baik terlambat ketimbang tidak sama sekali bukan? (kecuali kalau hal tersebut sudah kuno dan tidak relevan lagi untuk kamu lakukan). Kita hentikan semua nonsense ini dan mulai mebahasa mengenai lesi UMN dan LMN (God! Aku harus belajar bagaimana membuka artikel dengan benar!)
What the Fun are UMN and LMN Lesion?!
Ketika membahas mengenai lesi UMN dan LMN, camkan dalam otakmu bahwa yang kita bahas adalah otak, medulla spinalis, dan saraf. Organ yang lain mungkin terpengaruh tapi bukan sebagai aktor utama.
Sebelum membahas UMN dan LMN, kita semua harus sepakat bahwa materi abu-abu otak adalah super komputer dan materi putih adalah kumpulan serabut kabel yang berfungsi membawa pesan super komputer ke organ-organ lain. Jika kita mau bicara sok pintar, gray matter merupakan kumpulan inti neuron dan white matter merupakan badan selnya, tapi itu penjelasan kuno dan membosankan, dosenmu pasti sudah pernah mengatakan itu. Hal itu juga berlaku pada medulla spinalis, hanya saja materi abu-abu tempatnya menjadi di dalam dikelilingi materi putih.
SO, bila kita ingin bermain mudah, lesi UMN dapat dijelaskan sebagai
suatu keadaan dimana super komputer otak seseorang rusak atau kabel bagian awalnya putus.
Keadaan disini dapat terjadi bila kamu memukulkan martil ke kepala seseorang (cedera kepala berat), jantung seseorang menggila dan memompa sekuat tenaga sampai pembuluh darah otaknya kepayahan dan pecah (stroke hemoragik), atau pembuluh darah tertutup gumpalan lemak (stroke iskemik), atau mungkin sistem imun seseorang lagi goblok dan menyerang jaringan otaknya sendiri (Multiple Sclerosis). Bila bagian tersebut rusak (super komputer dan kabel bagian awal), maka akan selalu terjadi lesi UMN (Upper Motor Neuron). Sekarang kamu tahu kenapa disebut sebagai upper motor. Lalu sampai dimana batas lesi UMN? Bila kamu ingin membuat lesi UMN pada tangan dan kaki seseorang, maka serang otaknya atau sampai daerah bernama decussatio pyramidalis di batang otak. Hati-hati karena disekitar situ banyak inti sel penting yang mengatur nafas spontan, satu gerakan salah dan eksperimenmu gagal. Bila kamu ingin hanya kaki saja yang mengalami lesi UMN, maka tebas saja medulla spinalis lawanmu dimana saja sebelum segmen lumbal.
Lesi UMN dicirikan dengan adanya kekakuan pada tangan dan kaki, kenapa? Karena komputer yang lebih sederhana di pusat refleks tangan (medulla spinalis segmen servical) dan kaki (medulla spinalis segmen lumbal) tidak mendapat kontrol dari super komputer otak. Pada akhirnya mereka-lah yang mengambil alih kontrol tangan dan kaki sementara satu-satunya hal yang dapat mereka perintahkan hanya kontraksi otot lebih keras. Omong-omong, komputer di pusat refleks ini bernama alpha motor neuron
gambar potongan medulla spinalis, perhatikan posisi materi abu-abu yang berada di dalam materi putih |
Lesi LMN, menggunakan pengandaian yang sama berarti dapat dijelaskan sebagai:
Suatu keadaan dimana pusat refleks rusak atau kabel saraf yang menghubungkan medulla spinalis dengan organ target putus
Bila Lesi UMN dicirikan dengan kekakuan, lesi LMN dicirikan dengan serba lemasnya anggota tubuh yang terpengaruh. Selain tidak mendapat aliran perintah dari super komputer otak, komputer alpha motor neuron juga tidak bisa mengirimkan perintahnya karena koslet atau terputus kabelnya. Selain lemas, karena konsletnya komputer alpha motor neuron, terjadi hantaran listrik spontan tidak terkendali yang menyebabkan kedutan atau fasikulasi.
Itulah penjelasan singkat mengenai lesi UMN dan LMN. Artikel ini memang tidak bisa digunakan sebagai sumber yang valid, tetapi dapat menjadi pengenalan singkat untuk membantu memahami lesi UMN dan LMN. Saya menyertakan sebuah link mengenai penjelasan "cerdas" dari lesi UMN dan LMN jikalau kalian semua membutuhkannya. Sampai jumpa lagi semuanya :D
No comments:
Post a Comment