Isi Blog

Sunday, October 13, 2013

Chat Chit Chut: Kemenangan Timnas U-19 dan Kebangkitan Indonesia

Halo para pembaca, kali ini aku ingin sekedar mengobrol kepada kalian semua lewat tulisanku yang satu ini. Kalian pasti menyadari, akhir-akhir ini kita disuguhi dengan berbagai berita dengan "hawa" yang tidak enak, seperti dugaan korupsi kepada sebuah keluarga seorang "ratu" kita semua tahu lah, ratu yang mana yang saya maksud, lalu masih ada berita penyiraman air keras yang dilakukan seorang siswa SMK di bus, belum selesai gaung berita itu, ada lagi berita penyiraman air keras yang dilakukan seorang laki-laki ke teman perempuannya karena cintanya ditolak, masih banyak lagi berita dengan "aura" sejenis yang tidak bisa saya sebutkan karena hanya akan membuat kita sakit hati mengingatnya.

Ditengah suasana "gelap" ini, muncul sekelompok anak muda dengan seorang bapak yang entah muncul dari mana seperti mengatakan pada kita "hey, masih ada lho harapan di bumi kita ini, kita sebenarnya nggak seburuk itu kok". Ya, mereka adalah tim nasional sepakbola U-19 kita, atau kita kenal dengan nama lain Garuda Jaya, Garuda Muda, atau apalah. Tim ini dipimpin oleh seorang pelatih dengan nama Indra Sjafri, orang yang bukan hanya naluri kepelatihannya bagus, tapi juga seorang bapak yang bisa mengayomi "anak-anak"nya. Tentu saja dalam menjalankan tugasnya, pak Indra tidak bekerja sendiri, beliau dibantu oleh staf kepelatihan yang berdedikasi tinggi, salut buat mereka semua, kerja yang bagus pak. 

Evan Dimas dan orang tua
Dalam beberapa bulan ini mereka menyuguhkan tentang apa yang orang barat kenal sebagai "kisah Cinderella", dari yang bukan apa-apa, menjadi ratu pewaris tahta. Timnas Indonesia juga begitu, sebelumnya hanya segelintir orang yang tahu siapa Evan Dimas, Yabes, Ravi Murdianto, Ilham Udin, Maldini Pali, Muhammad Hargianto, dan kawan-kawan, tapi status mereka kini adalah juara Asia Tenggara, dan salah satu negara yang langsung lolos ke putaran final piala Asia. Lewat penampilan mereka di dalam dan di luar lapangan, mereka membuktikan bahwa sukses bisa diraih lewat doa, kerja keras, disiplin, sikap pantang menyerah, serta selalu rendah hati. Menurutku, sikap inilah yang ingin kita lihat dari pahlawan kita, ya, kata pahlawan bukan sesuatu yang berlebihan, mereka membawa nama Indonesia ke tempat yang tinggi di langit Asia Tenggara. Mereka adalah contoh, bekerja keras meraih mimpi, tetapi tetap berpijak di bumi. Tidak ada dari mereka yang bertato loh, nggak ada gaya-gayaan, model rambut masih bisa dimaafkan lah. Secara pribadi aku nggak suka pemain bola yang prestasinya nggak seberapa, gayanya sudah sedemikian rupa, macam Syamsir Alam, tato maksimal, gol minimal. Mereka juara Asia Tenggara, tapi tetap dengan rendah hati meminta restu orang tua sebelum mulai pertandingan, begitu pula tetap mematuhi perintah dan nasihat dari pak Indra Sjafri. 
Mantap Pak!

Mereka membuktikan bahwa Indonesia bukan negara sampah, dan mereka menolak untuk menerima "takdir" menjadi sampah. Seandainya semangat mereka bisa sampai ke seluruh pemuda Indonesia, wah, kita benar-benar bisa berubah menjadi "raksasa Asia" seperti yang dikatakan pak Indra Sjafri. Acungan jempol juga harus kita berikan kepada pak Indra Sjafri. bukan hanya taktik dan teknik kepelatihannya yang hebat, tetapi juga caranya dalam memompa semangat juang adik-adik (karena aku lebih tua) kita ini. Jarang sekali melihat timnas sepakbola Indonesia mau main ngotot, mengejar bola kesana-kemari, brilian pak. 

Seharusnya kita juga begitu, lepas dari euforia kemenangan, kita harus belajar dari timnas U-19, berdoa sembari bekerja keras, manut (menuruti) orang tua, yang sudah punya anak juga begitu, terus memompa anak-anaknya untuk berusaha. Insya Allah, niscaya, martabat bangsa ini juga akan terangkat. untuk lebih memompa semangat kita untuk berjuang, aku mengutip kata-kata mutiara dari Evan Dimas, kapten timnas U-19. Semoga ini bisa menjadi awal kebangkita bangsa Indonesia :D 
Sukses buat timnas U-19


    

No comments:

Post a Comment