Berapa jam dalam sehari kita duduk? Mari kita hitung bersama-sama: Sekolah/kerja dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang (7 jam dikurangi istirahat 15 menit x 2: 6,5 jam), pulang perjalan di bis/ mobil/ motor (katakanlah perjalanan 30 menit s/d 1 jam), di rumah nyantai sambil ngemil dari jam 3 sore sampai jam 5 sore (2 jam), belajar dari jam 6 sampai jam 8 malam (2 jam), nonton tv lagi dari jam 8 sampai jam 9 (1 jam), lalu tidur. Hitung-hitung ketemulah angka + 12 jam, 8 jam lagi kita habiskan dengan berbaring, dan asumsi 4 jam kita habiskan dengan berdiri. Ini sebenarnya adalah hitungan kasar, juga tidak bisa digunakan untuk semua orang karena tidak semua orang bekerja dengan duduk manis dibalik meja, tapi saya kira cukup untuk menggambarkan keseharian sebagian besar dari kita. Jika para pembaca ada yang kesehariaanya sama seperti ilustrasi kasus di atas, yuk kita sama-sama introspeksi.
Keseharian yang minim aktivitas fisik ternyata diam-diam merusak tubuh lho, kok bisa?! Mari kita bahas bersama. Tubuh itu mempunyai banyak sekali mekanisme untuk menjaga kestabilannya, misalnya jika tubuh kurang "bahan bakar" atau glukosa dan tidak ada asupan glukosa dari luar, tubuh akan memulai mekanisme untuk memecah cadangan glukosa tubuh yang berbentuk glikogen atau gula otot, proses ini disebut sebagai glikolisis. Jika terjadi kelebihan glukosa yang beredar di dalam darah, tubuh akan melepaskan hormon insulin untuk memasukkan glukosa ke dalam "gudang penyimpanan", misalnya otot, sel hati, dan sel lemak, proses ini disebut sebagai glikogenesis. Uniknya, proses ini meningkat saat kita beraktivitas dan menurun bila kita terlalu lama diam, hal ini terjadi karena proses glikogenesis dan glikolisis membutuhkan otot. Otot jadi semacam "tungku" di badan kita, dalam menjalankan aktivitasnya, tungku ini butuh bahan bakar berupa gula, kalau tungkainya sering dipakai, gula dalam tubuh juga rutin dibakar, kalau tungkunya lempeng-lempeng aja, ya bahan bakarnya bakal terus disimpen di gudang dong, kira-kira ilustrasi singkatnya seperti itu. Di bawah ada poster yang berisi fakta-fakta tentang orang yang terlalu banyak duduk, saya ambil dari website howtogeek
Penelitian dr. Quan Long Huynh tahun 2014 di Australia, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara waktu duduk di akhir minggu terhadap peningkatan risiko terjadinya sindroma metabolik (misalnya diabetes mellitus), dan penyempitan pembuluh darah arteri. Menurut penelitian beliau, satu jam duduk saat akhir pekan dapat meningkatkan risiko terjadinya sindroma metabolik sebesar 5,6% pada pria dan 8,6% pada wanita. Jangan dikira kalau duduk pas hari kerja tidak meningkatkan risiko kejadian sindroma metabolik ya, hanya saja di penelitian ini para responden menganggap duduk saat hari kerja adalah "bekerja", jadi mereka menyamakan aktivitas duduk mereka seperti bekerja aktif, ini jadi salah satu keterbatasan penelitian mereka. Yang lebih mengejutkan, hubungan antara waktu duduk dengan penyempitan pembuluh darah arteri tidak dipengaruhi oleh aktifitas fisik, artinya mau kita olahraga tiap hari, tapi kita tetep banyak duduk, pembuluh darah arteri akan tetap menyempit. Penelitian ini dapat kalian lihat di BMJopen.
Nah, berarti satu-satunya cara untuk mengurangi dampak kelamaan duduk adalah dengan tidak terlalu banyak duduk. Kita harus menambah waktu kita dalam bergerak atau berdiri, berdiri diam ternyata lebih menguntungkan daripada duduk lho teman-teman. Caranya bagaimana? Tips-tips ini dapat kalian ikuti:
- Letakkan laptop di atas lemari kecil, sehingga kita bisa ber-laptop ria sambil berdiri, ingat, lebih baik berdiri dari pada duduk.
- Jika ingin main game, lakukan sambil berdiri.
- Letakkan benda-benda yang sering dipakai agak jauh dari tempat kerja, jadi kita "terpaksa" harus berdiri dan bergerak untuk mengambilnya.
- Lakukan gerakan-gerakan peregangan setelah beberapa saat kerja di balik meja, itung-itung cari inspirasi :D.
Sekian info dari saya, semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, sampai jumpa semuanya :D
No comments:
Post a Comment