Saya lahir di sebuah kota yang walaupun panas, tetapi nyaman dan menyimpan banyak kuliner menarik, Semarang. Meskipun saya merasa nyaman tinggal di kota ini, saya mempunyai sebuah versi kota idaman yang akan sangat menyenangkan untuk ditinggali bila dapat terwujud. Kota ini akan saya namai sebagai Shilatopia.
Shilatopia ini belum tentu memiliki setiap teknologi paling maju di dunia atau fasilitas wifi di setiap ujung kota, tetapi kota ini akan memiliki trotoar yang nyaman untuk berjalan kaki. Semarang bukan merupakan sebuah kota yang ramah bagi pejalan kaki. Kota ini panas dan para pejalan kaki di trotoar banyak terganggu oleh pemotor dan pedagang kaki lima. Oknum-oknum tidak bertanggung jawab ini sering mengambil hak para pejalan kaki dengan berjualan sembarangan dan melintas di atas trotoar. Saya membayangkan kota saya mempunyai trotoar yang cukup lebar, dapat dilewati dua orang bersebelahan. Trotoar kota saya juga mempunyai payung dan pohon-pohon rindang. Shilatopia juga akan mempunyai jalur khusus sepeda. Bila orang-orang sedang malas berjalan kaki, mereka dapat memanfaatkan angkutan umum seperti monorail, kereta bawah tanah, bis kota yang nyaman, atau trem. Hal ini akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di jalan raya dan mengurangi emisi di Shilatopia
Setiap kota seharusnya dilengkapi dengan beberapa ruang terbuka dan inilah yang akan diterapkan dalam kota impian saya, Shilatopia. Setiap kecamatan akan dilengkapi dengan taman yang memungkinkan anak-anak bermain serta orang-orang berkumpul dan melakukan aktifitas fisik. Setiap taman akan dilengkapi trek lari dan alat-alat olahraga sederhana. Tidak lupa setiap taman akan dilengkapi dengan penerangan dan tempat duduk yang nyaman. Sebuah gebrakan baru akan diterapkan di kota impian saya, yaitu adanya perpustakaan di setiap taman yang ada. Hal ini untuk mendongkrak semangat membaca warga kota. Taman-taman ini tidak akan dilengkapi dengan wifi, mereka ke taman untuk melakukan aktifitas fisik dan bersosialisasi, bukan untuk memandang perangkat elektronik mereka masing-masing.
Shilatopia adalah sebuah kota dengan budaya yang beragam. masyarakat hidup rukun tanpa adanya gesekan. Beragam budaya ini mengalami akulturasi dan menghasilkan bermacam-macam kuliner yang menarik, hal ini tentunya harus ditonjolkan supaya dapat menarik wisatawan mengunjungi Shilatopia. Karenanya, Shilatopia membangun sebuah pusat kuliner di pusat kota yang nyaman dan gampang dijangkau dengan berbagai macam sarana transportasi. Pusat kuliner ini juga bersebelahan dengan sebuah museum kuliner yang menceritakan riwayat kuliner Shilatopia sejak berdirinya kota ini.
Kota Shilatopia juga mempunyai sistem energi dapat diperbarui seperti panel surya dan kincir angin sehingga dapat mengurangi emisi di kota ini. Shilatopia juga mempunyai lebih dari satu universitas riset yang menghasilkan lulusan-lulusan berprestasi . Universitas-universitas tersebut dirangkul oleh pemerintah kota untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan kota Shilatopia. Mereka dapat menguji coba temuan-temuan mereka seperti mobil tanpa awak, kendaraan bertenaga listrik, atau pemindai pintar yang dapat mendeteksi penyakit dalam waktu singkat.
Semua itu adalah apa yang saya inginkan dalam kota impian saya. Saya akan berperan aktif agar kota kelahiran saya, Semarang, dapat menjadi seperti impian saya, karena impian tanpa tindakan nyata tidak akan pernah terealisasi bukan?
No comments:
Post a Comment