PERHATIAN!!!!
POSTING INI PENUH DENGAN SPOILER!
READ AT YOUR OWN RISK!!!
Halo para pembaca, ini sebetulnya jenis postingan yang pengen aku tulis sejak dulu mau memulai menulis blog, karena blog juga tempat untuk menyalurkan apa yang aku suka, aku ingin menulis tentang game. Kehidupanku sebagai gamer dipenuhi suka dan duka, dulu waktu jaman Nintendo sama Sega berjaya, aku belum bisa tuh beli console, kerjaanku dulu ngendon di tempat temen yang punya console, sampe-sampe dulu pernah, karena saking demennya main, aku harus ditarik-tarik sama bapak buat pulang dari tempat temen yang punya console, aduh malu banget deh.
Nah waktu jaman SNES berjaya, baru tuh aku dapet lungsuran Nintendo dari saudara, waktu console ada di rumah, mulai deh nilai-nilai rapot terjun bebas, berlanjut saat Playstation berjaya, walaupun masih bingung membedakan mana waktu yang tepat untuk main dan belajar, untungnya nilai-nilai rapot masih bisa diselamatkan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pada era PS1 dibuat berbagai
JRPG dengan story dan gameplay yang inovatif, pada masa itu banyak orang yang
jatuh cinta pada game JRPG. Dari sebegitu banyaknya judul-judul legendaris
JRPG, buat saya pribadi, yang paling berkesan adalah game buatan Konami,
Suikoden II (bukan I, game itu bagus, tapi terlalu pendek).
GRAFIS 4/10
Di jamannya dulu, grafik game ini lumayan lah, malah menurut
saya grafik 2 dimensi sederhana yang diusung game ini membuat Suikoden II enak
untuk dimainkan, apalagi foto-foto karakternya yang “anime banget”, sangat
menarik untuk para penggemar anime. Hal terebut sudah tidak relevan lagi di
jaman sekarang, harus kita akui bahwa grafiknya sudah sangat ketinggalan jaman,
untuk para “pecinta grafik” mungkin akan sangat terganggu dengan kenyataan ini
dan hal ini akan menjadi salah satu alasan mereka tidak “berani” mencoba salah
satu game legenda ini. Sebagai tambahan, animasi battle saat karakter
menggunakan magic, dalam game ini disebut rune, dapat mengobati kebosanan para
gamer karena battle mechanic-nya yang repetitif.
SOUND 9/10
Ketika kita mendengar sountrack game dipakai untuk mengisi
soundtrack acara salah satu TV swasta yang umurnya lebih muda 14 tahun lamanya,
kita tidak bisa menyangsikan bahwa Suikoden II mempunyai salah satu soundtrack
terbaik yang pernah ada, sangat mengena di hati para penggemarnya, bahkan
openingnya, yang menurut saya adalah track yang paling bagus di game ini,
banyak dimainkan untuk pertunjukan orkestra di berbagai tempat, Miki Higashino
memang seorang jenius dalam pembuatan soundtrack game. Soundtrack yang
disajikan oleh Suikoden II semakin membuat game ini enak untuk dimainkan
berjam-jam sob, bila grafis bukan “strong point” dari game ini, maka sound
adalah salah satu ujung tombaknya, selain cocok dengan atmosfir ceritanya,
track yang ada dapat memainkan emosi kita, kalau pas senang ya kita ikut
senang, kalau pas sebel, maka kita dibuat sebel.
GAMEPLAY 6/10
Untuk battle mechanic, game ini tidak terlalu inovatif,
mengusung turn based battle, game ini mungkin akan membuat bosan beberapa
orang. Hal ini ditutup dengan adanya fitur-fitur asik seperti adanya serangan
gabungan, baik serangan fisik maupun magic, banyaknya karakter yang harus
direkrut (ada 108), fleksibilitas kostumasi karakter, serta banyaknya item-item
yang bisa dikumpulkan. Karakter yang kita anggap kurang “pecah”, dapat lebih
superior dari karakter yang dari awal sudah kuat dengan penambahan rune-rune
yang unik. Jangan lupakan banyaknya mini game yang berhadiah item-item
berkualitas, makin menambah betah memainkan game ini. Saya menyarankan anda
untuk memainkan Suikoden I terlebih dahulu karena save gamenya dapat diimport
ke game ini, sehingga kita bisa memainkan karakter utama Suikoden I di Suikoden
II.
STORY 10/10
Cerita merupakan hal yang paling menonjol dari game ini,
mengusung bromance antara Jowy dan Riou yang terlibat antara perang 2 negara
menjadikan game ini sangat epic, game ini tidak dikotori oleh romantika dua
insan beda kelamin yang nggak perlu. Konflik politik yang terjadi diceritakan
dengan sangat jelas dan sangat baik, perkembangan karakter utamanya pun
sempurna, dari seorang tentara kelas teri jadi raja yang memimpin kedua pihak
yang saling bertikai. Game ini mengajarkan bahwa untuk mencapai suatu tujuan,
tidak hanya bisa dicapai dengan satu cara, Jowy dan Riou menginginkan hal yang
sama, yaitu kedamaian, tetapi mereka akhirnya berpisah karena mempunyai
ideologi yang berbeda, cara kalian bermain akan menentukan apakah kedua sahabat
ini pada akhirnya akan berdamai atau malah saling bunuh. Saat memainkan game
ini jangan coba-coba untuk men-skip percakapan yang ada, dialognya disusun
dengan sangat baik, saya ingat pernah beberapa kali menahan “keringat mata”
ketika melihat beberapa adegan di game ini. Jangan lupakan 108 karakter dengan
cerita masing-masing yang dapat direkrut, mereka menambah warna game ini. Bila
ini masih kurang, coba tengok karakter antagonisnya, haus darah sejati bernama
Luca Blight, bahkan dia punya backstory sendiri lho, hal ini menunjukkan bahwa
cerita game ini disusun dengan sangat serius dan matang. Banyak poin-poin
cerita game ini yang dapat diajarkan pada anak-anak, tapi tentu saja anak-anak
membutuhkan pendampingan dalam memainkan game ini.
REPLAYBILITAS 6/10
Hal ini sebenarnya relatif untuk beberapa orang, saya
pribadi hanya memainkan game ini 2 kali, saya ulang karena yang pertama saya
dapat bad ending, tetapi saya menemui orang-orang yang memainkan game ini
sebanyak 25 kali hanya untuk melihat scene tertentu serta mencoba-coba
menggunakan bermacam-macam karakter untuk melawan bos, yah, ini semua
tergantung selera sih.
Sekian review saya mengenai Suikoden II, terima kasih sudah
membaca
Bagi teman-teman yang ingin bernostalgia untuk dengan game ini tapi sudah tidak punya console PS1 silahkan download file iso-nya di sini
Enjoy Game Responsibly
wah jadi inget dulu waktu main nintendo (NES)/sega numpang dirumah tetangga. menurutku itu adalah jaman jahiliyah. Dimana yg punya console tsb hanya beberapa ekor. dan kita harus menjadi penjilat supaya teman tidak pelit pada kita.
ReplyDeletebagus mana suikoden ama zelda?
Semua punya daya tarik masing-masing co, tapi aku lebih tertarik sama ceritanya Suikoden
Delete