Halo para pembaca, sudah lama sekali saya tidak meng-update isi dari blog ini, maaf ya karena saya kemarin disibukkan dengan UKDI, itu loh exit examnya anak kedokteran se-Indonesia. Kembali ke topik, kali ini saya akan membahas mengenai Diabetes Melitus (DM), penyakit metabolik yang jumlah penderitanya semakin meningkat dari tahun ke tahun, sekarang saja angka penderita penyakit ini sudah menembus 7,6 juta jiwa. Diyakini bahwa jumlah penderita DM akan semakin meningkat karena pola makan serta gaya hidup kita yang semakin tidak karuan. Mudah-mudahan dengan sedikit informasi ini, angka pertumbuhan penyakit Diabetes dapat kita redam bersama-sama :D.
Saya nggak akan membahas mengenai pengertian DM, karena sudah terlampau banyak informasi mengenai hal ini. Ketika saya praktek, pasien-pasien saya juga rata-rata sudah tau mengenai istilah kencing manis atau DM, yang mereka seringkali nggak "ngeh" itu adalah gejala-gejala awalnya, misalnya seperti:
- Sering lapar
- Sering minum
- Sering kencing
Ini yang oleh kami para dokter sebut dengan gejala klasik DM. Selain itu pasien biasa datang kepada kami dengan gejala-gejala seperti:
- Baal/kesemutan/geringgingen di kedua tangan dan kaki
- Luka yang nggak sembuh-sembuh
- "Burung" nggak bisa berdiri
- Gangguan penglihatan
- Letih dan lesu sepanjang hari
DM, terutama DM tipe 2 sangat erat kaitannya dengan life style, kalau anda sering kalap saat makan dan jarang beraktifitas, risiko anda terkena DM meningkat, kalau anda merokok berarti anda 30-40% lebih mungkin terkena DM. Kita bahas dulu tentang obesitas dan DM, karena perokok lebih sulit ditangani.
Jumlah penderita obesitas di Indonesia juga semakin meningkat lho, bahkan Indonesia sekarang menempati peringkat 10 besar penderita obesitas terbanyak di dunia. Wah, jumlah penderita obesitas dan DM di Indonesia sama-sama meningkat nih, kebetulan? Saya rasa tidak. Obesitas erat kaitannya dengan resistensi insulin, dan resistensi insulin merupakan dasar dari DM tipe 2, oh sh#t, why? Kira-kira orang obese tuh kebanyakan apa ya di tubuhnya? Acungan jempol dari saya bagi anda yang menjawab lemak. Lemak dalam tubuh akan disimpan di dalam sel lemak atau sel adiposa, dulu saya hanya tahu kalau sel adiposa tugasnya hanya menyimpan lemak, ternyata sel adiposa ini aktif secara metabolik, mereka mengeluarkan senyawa-senyawa yang dapat meneyabkan terjadinya resistensi insulin. Nah, sel adiposa yang semakin besar akan semakin aktif. Semakin banyak lemak yang disimpan, sel adiposa akan semakin besar dan semakin aktif, dan BOOOM! Resistensi insulin semakin menjadi.
Hubungan sel lemak, resistensi insulin, sampai terjadinya aterosklerosis |
Kita sudah tahu bahwa kegemukan meningkatkan risiko kita terkena DM, lalu bagaimana apa hitungan baku untuk mengetahui bahwa kita itu gemuk atau tidak? Jawabannya adalah dengan BMI/IMT (Body Mass Index/Index Massa Tubuh). Tidak sulit kok untuk menghitungnya. Rumusnya begini nih:
BB: berat badan
TB: Tinggi badan
Kategori IMT/BMI menurut WHO |
Hati-hati pada teman-teman semua yang mempunyai BMI 23-25, walaupun masih tergolong normal atau pre-obese, menurut Prof. dr. Luc F Van Gaal, pakar endokrinologi dari Antwerp, Belgia, risiko terjadinya DM tipe 2 sudah meningkat 2-3x. Penelitian Framingham, yang sejatinya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit kardiovaskuler juga menemukan bahwa berat badan yang berlebihan dapat mengurangi angka harapan hidup kita, nah lho, masih demen badan gede? Hehehe. Selain mengukur IMT, kita juga bisa mengukur lingkar pinggang, karena peningkatan lingkar pinggar sebanding dengan peningkatan lemak viseral (lemak yang melingkupi organ dalam tubuh dan berperan besar dalam terjadinya resistensi insulin).
Angka harapan hidup orang obese dan overweight |
Hubungan antara lingkar pinggang dan lemak viseral |
Setelah mengetahui itu semua, mari kita mulai hidup lebih baik untuk menjaga kesehatan kita, misalnya dengan menambah aktifitas fisik dan membatasi kalori. Prof Luc juga mengatakan, pada orang dengan Diabetes, sebelum memulai terapi penurunan glukosa darah, bila bisa menurunkan beberapa kilo saja berat badannya, harapan hidupnya juga bertambah. Kapan-kapan akan saya tulis mengenai cara menghitung kalori sehari-hari, sehingga kita bisa memperkirakan dengan lebih tepat kebutuhan kalori kita sehari-hari. Sebetulnya gampang kok kalau kita mau mengurangi konsumsi kalori kita sehari-hari, misalnya:
- Nggak ngemil
- Mengganti minuman manis dengan air putih
- Mengurangi porsi nasi jadi setengahnya sekali makan
- Menambah porsi sayur (walaupun ada sayur yang ternyata memiliki kalori)
- Makan teratur, sehingga cemilan di luar waktu makan dapat dikurangi
Hidup sehat itu sulit karena butuh usaha, tapi percayalah, usaha kita untuk hidup sehat akan sesuai dengan hasilnya, bukan hanya untuk diri kita, tapi juga untuk orang-orang di sekitar kita. Sekian teman-teman semua, mohon maaf jika ada salah kata, mudah-mudahan informasi ini dapat menjadi tambahan pengetahuan untuk kita semua :D
Sumber:
Tempo
No comments:
Post a Comment