Isi Blog

Thursday, January 30, 2014

Science Time!: Sistem Kekebalan Tubuh dari sudut Pandang Game

Untuk posting kali ini ane bakal menceritakan tentang sistem pertahanan tubuh kita, tapi kita hubungkan dengan game supaya ceritanya semakin menarik, hehehe.
Sistem imun
Pokok bahasan sistem pertahanan tubuh atau imunologi di fakultas ane memang sesuatu yang rumit, karena penuh dengan bahasa yang “sulit”, tapi ternyata pokok bahasan ini bisa lebih mudah dimengerti bila dihubungkan dengan apa yang kita suka, ane berusaha menghubungkannya dengan game? Loh, kok bisa? Bisa dong. 

Salah satu contoh game RTS
Sebenarnya sistem pertahanan tubuh kita tuh mirip dengan gameplay game RTS, bayangkan kalau organ-organ dalam tubuh adalah markas besar yang mendapat serangan dari musuh, siapa musuhnya? Banyak lho sob, antara lain:
- bakteri 
- jamur
- virus
- parasit (cacing, kutu, dll)

“Musuh-musuh” yang segitu banyaknya, yang selanjutnya akan kita sebut sebagai patogen, dilawan oleh mekanisme pertahanan tubuh kita yang super canggih, canggihnya melebihi mekanisme pertahanan negara manapun, hehehe, apa aja sih? Mari kita bahas satu persatu :D

Kulit dan Mukosa
Sebelum “musuh-musuh” tadi bisa masuk ke tubuh kita, mereka ditahan oleh tembok super kuat yang namanya kulit dan mukosa, bagi yang belum tahu mukosa, mukosa adalah sejenis kulit yang menyelimuti organ dalam kita, tentu saja bentuknya beda dengan kulit luar kita. Bayangkan saja saat kita main game RTS kita membangun tembok untuk membatasi serangan lawan kita, tapi bukan tembok biasa, tembok ini dilapisi oleh kawat listrik dan zat beracun, jadi kalo ada prajurit “iseng” yang coba memanjat tembok ini, dia bakal koit duluan. Kulit kita pun begitu, bukan hanya sekedar tembok, tapi juga punya mekanisme pertahanan sendiri seperti keringat dan enzim pencernaan, jadi musuh-musuh kita yang nggak bener-bener “kuat” ya bakal koit duluan sebelum bisa masuk ke dalam tubuh. Sayangnya seringkali kita melakukan tindakan ceroboh yang bisa merugikan tubuh kita sendiri, misalnya saja males mandi, males gosok gigi, makan sembarangan, merokok, dan lain sebagainya, sehingga selain merusak kulit dan mukosa, kemalasan kita bisa meningkatkan jumlah “musuh” yang mau masuk ke markas kita, jadilah musuh-musuh kita bisa masuk ke markas besar.

Mekanisme Peradangan
Bayangkan bila markas kita diserang musuh, dan musuh tadi menembak beberapa bangunan di markas kita sehingga menyalakan alarm dan membangunkan prajurit yang ada di dalamnya, seperti itulah mekanisme peradangan. Patogen yang berhasil lewat tadi akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel di sekitarnya, nah, sel-sel tadi akan membunyikan “alarm” berupa protein bernama eikosanoid dan sitokin. Eikosanoid ini akan merangsang melebarnya pembuluh darah, sehingga “sel prajurit” yang ada di pembuluh darah akan lebih gampang masuk ke tempat patogen menyerang, kalau sitokin macamnya banyak, antara lain:
- interleukin: fungsinya seperti pasukan pemanggul telpon di medan perang, mereka mempermudah “sel prajurit” berkomunikasi
- kemokin: fungsinya seperti “asap penanda”, mereka menandai daerah yang harus diserang oleh “sel prajurit”
- Interferon: Interferon ini fungsinya banyak, salah satunya jadi satpam kampung, mereka ngasih tau ke orang-orang kalau komplek mereka sedang diserang, jadi mereka bisa ngunci rumah rapat-rapat dan sembunyi. Interferon salah satu fungsinya adalah menghentikan proses pembelahan sel, sehingga mereka tidak “dimanfaatkan” sebagai tempat sembunyi patogen.

Sistem Komplemen
Sistem Komplemen ini kalau dibayangkan kayak “drone” yang otomatis menempel ke “sesuatu” yang mereka anggap sebagai ancaman, komplemen juga begitu, mereka menempel ke sel asing yang mereka anggap sebagai ancaman, mereka nggak membunuh sel tersebut, hanya menghambat dan melemahkan sel asing tadi, nama proses penempelan ini adalah opsonisasi.  

Sel-Sel Pertahanan Tubuh
Nah setelah patogen-patogen tadi dilemahkan, saatnya sel prajurit turun ke lokasi, sel-sel ini antara lain:
Makrofag
- Fagosit: bayangkan fagosit adalah sebuah satuan serbu, mereka memang fungsinya adalah membunuh dan menghancurkan semua hal yang mereka anggap ancaman, satuan serbu ini mempunyai anggota: makrofag, sebagai muscle man, netrofil sebagai ahli ledakan, natural killer sebagai pasukan khusus dan si raja tega, basofil dan eosinofil si duo ahli senjata biologis, dan sel dendritik sebagai penghubung antara satuan serbu dan satuan intelegen. Makrofag ane samakan dengan muscle man karena bentuknya paling besar dan dia memang si tukang bunuh, caranya gimana? Mereka memakan patogen, untuk kemudian dicerna di dalam tubuhnya. Netrofil sebagai ahli ledak karena mereka punya butiran yang berisi enzim khusus untuk melubangi badan patogen, persis seperti granat. Nah, satuan serbu ini juga punya pasukan khusus namanya natural killer, mereka memang didesain untuk membunuh karena mereka bisa mengetahui tempat bersembunyi dari patogen dan membumi hanguskan tempat tersebut beserta patogen didalamnya, karena itu mereka juga disebut sebagai raja tega, mereka nggak peduli kalau sel yang mereka serbu itu adalah sel tubuh manusia sendiri, kalau disitu ada patogen ya mereka hajar. Eosinofil dan basofil ini si duo ahli senjata biologis, eosinofil punya racun super kuat yang bisa membunuh bakteri dan parasit, sementara si basofil punya senyawa yang namanya histamin sebagai pertahanan dari parasit. Nah setelah perang, sel dendritik akan membawa sisa-sisa “bangkai” patogen ke satuan intelegen untuk dipelajari lebih lanjut. 

Limfosit
- Limfosit: Limfosit ini adalah satuan intelejen dari tubuh, mereka berfungsi untuk mengenali musuh yang menyerang dan mengingat-ingat musuh tersebut, sehingga, bila musuh yang sama menyerang, mereka akan lebih cepat untuk bertindak. Satuan intelejen ini punya anggota bernama sel T dan sel B. Sel T sebenarnya punya 2 bentuk, yaitu sel T killer, dan sel T helper, sel T killer, bila dikenalkan dengan sisa-sisa patogen, yang akan kita sebut sebagai antigen, akan mencari patogen dengan antigen yang sama di seluruh tubuh, bila patogen tersebut ketemu, mereka akan mengeluarkan “bom pintar” bernama sitotoksin, salah satu jenis sitotoksin ini adalah porfirin, yang akan melubangi badan patogen. Sel T helper, walaupun namanya helper, tapi dia sebetulnya bukan pembantu, mereka malah seperti komandan, sel ini tidak punya mekanisme perusak, tetapi bila mereka mengetahui ada penyerangan oleh patogen yang mereka kenali, mereka akan memerintahkan sel-sel lain untuk mengatasi penyerangan tersebut. Anggota limfosit berikutnya adalah sel B, sel B ini bila sudah dikenalkan oleh suatu antigen, mereka akan membelah diri menjadi sel plasma, sel plasma ini isinya sensor bernama antibodi, sensor ini kemudian akan dilepaskan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan pembuluh limfe, jika mereka mendeteksi patogen yang mereka kenali, sensor ini akan “berbunyi” dan memanggil “drones” bernama komplemen yang sudah dijelaskan di atas.

Sebagai tambahan penjelasan di atas, ada video yang menjelaskan dengan mudah sistem imun tubuh kita

video:

Sekian dulu penjelasan singkat mengenai mekanisme pertahanan diri kita, untuk lebih jelasnya, kalian bisa baca buku-buku mengenai imunitas, semoga informasi ini berguna ya :D    

SUMBER
- Fisiologi Manusia Lauralee Sherwood

- Kuliah Basic Immunology in 20 minutes karya Joseph Barillari 
- Immunology for Life Scientists karya Leslie-Jane Eales



4 comments: